Kamis (6/10/2011) pagi , datang berita mengejutkan. Steve Jobs, tokoh di  balik penciptaan personal computer, iPod, iPad, dan iPhone, meninggal  dunia pada usia 56 tahun akibat kanker pankreas. Pekan lalu, dunia juga  kehilangan salah satu penerima penghargaan Nobel bidang kedokteran tahun  ini, Ralph Steinman (68), akibat penyakit yang sama.
 Kanker  pankreas sebenarnya merupakan jenis kanker yang jarang. The American  Cancer Society memperkirakan, penyakit itu terdiagnosis pada 230.000  orang per tahun di seluruh dunia, 37.000 kasus di antaranya terjadi di  Amerika Serikat.
 Namun, menurut Aru W Sudoyo, dokter ahli  onkologi hematologi medis dari Fakultas Kedokteran Universitas  Indonesia, penyakit ini tergolong ganas. Apalagi umumnya baru terdeteksi  setelah stadium lanjut.
 Pankreas, demikian situs National Cancer  Institute, adalah organ sepanjang 6 inci (15 sentimeter). Organ ini  terletak di dalam rongga perut, di antara lambung dan tulang belakang.  Pankreas berdekatan dengan hati, kandung kemih, usus halus, usus dua  belas jari, dan limpa.
 Pankreas berfungsi memproduksi getah  pankreas yang mengandung enzim tripsin, amilase, dan lipase untuk  membantu memecah protein, karbohidrat dan lemak dari makanan. Getah ini  dialirkan ke usus dua belas jari. Pankreas juga menghasilkan insulin  serta sejumlah hormon yang membantu tubuh dalam menggunakan dan  menyimpan energi dari makanan.
 Adapun tumor adalah pertumbuhan  tak terkontrol dari sel pada organ terkait. Tumor pada pankreas ada yang  jinak (kista) dan ada yang ganas (kanker).
 Tumor jinak biasanya  tidak membahayakan jiwa, dapat dioperasi dan dibuang, tidak menyebar  (metastasis) ke bagian lain tubuh. Adapun kanker bisa berbahaya bagi  jiwa, dapat dibuang, tetapi biasanya tumbuh lagi, menginvasi dan merusak  jaringan organ tubuh di sekitarnya, serta menyebar ke bagian lain  tubuh. Selain itu, juga menyebabkan penimbunan cairan di rongga perut  (ascites).
 Belum terjelaskan
 Kalau kita terkena infeksi, biasanya relatif mudah dicari kuman penyebabnya. Namun, tidak demikian dengan kanker.
  Dokter tidak selalu bisa menjelaskan, mengapa seseorang menderita  kanker, sedangkan yang lain tidak. Atau, apa penyebab kanker terkait.
  Biasa hanya diketahui faktor risiko yang bisa memicu terjadinya kanker.  Untuk kanker pankreas, menurut Aru, faktor risikonya, antara lain,  merokok. Kebiasaan ini paling banyak terkait dengan kejadian kanker  pankreas. ”Perokok berat paling berisiko terkena kanker pankreas,” kata  dia. Penderita diabetes juga berisiko terkena kanker pankreas. Demikian  juga dengan orang dengan riwayat keluarga menderita kanker, penderita  radang pankreas (pankreatitis) dalam waktu lama, serta orang yang  obesitas (kegemukan).
 Faktor risiko lain yang masih dipelajari adalah konsumsi lemak hewani tinggi, serta banyak minum alkohol.
  Meski demikian, banyak orang menderita kanker pankreas meski tidak  memiliki faktor-faktor risiko di atas. Sebaliknya, banyak orang memiliki  faktor risiko, tetapi tidak terkena kanker.
 Pada awal  pertumbuhan kanker pankreas biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun.  Karena itu, penyakit tersebut sering disebut ”pembunuh diam-diam”.  Biasanya, demikian Aru, gejala dirasakan setelah stadium lanjut, yaitu  stadium III atau IV. Antara lain, warna kuning (jaundice), baik pada  kulit, bola mata, tinja, maupun air kencing. Gejala lain, nyeri di ulu  hati, hal ini sering menyebab- kan kanker makin terlambat diatasi karena  semula dikira radang lambung (mag). Mual, muntah, lesu, mudah lelah,  kehilangan nafsu makan, dan berat badan turun merupakan gejala umum yang  menandai kanker tersebut.
 ”Hanya sedikit orang yang beruntung  diketahui kena kanker pankreas pada stadium dini. Yaitu, jika kanker  menyumbat saluran empedu sehingga penderita mengalami kuning lebih  awal,” kata Aru.
 Penentuan stadium
 Stadium ditetapkan berdasarkan ukuran tumor, apakah sudah menginvasi jaringan lain ataupun sudah menyebar ke bagian lain tubuh.
  Stadium I, jika tumor baru di pankreas. Stadium II, jika tumor sudah  menginvasi jaringan di sekitarnya, tetapi bukan pembuluh darah, serta  menyebar ke kelenjar getah bening. Stadium III, tumor sudah menginvasi  pembuluh darah di dekat pankreas. Adapun stadium IV, jika kanker sudah  menyebar ke organ tubuh relatif jauh, misalnya hati atau paru.
  Pemeriksaan dilakukan lewat tes darah dan laboratorium, pemeriksaan  fisik, CT scan, ultrasonografi, endoskopi, MRI, serta biopsi  (pengambilan jaringan dengan jarum halus).
 Dalam situs Pancreatic  Cancer Action Network disebutkan, jenis kanker pankreas paling umum  adalah adenokarsinoma (meliputi 75 persen kasus kanker pankreas). Selain  itu, ada adenosquamous carcinoma, glucagonoma, dan somatostatinoma.
  Jenis yang jarang, antara lain, acinar cell carcinoma, giant cell  tumor, mucinous cystadenocarcinoma, pancreatoblastoma, serta serous  cystadenocarcinoma.
 Pengobatan dilakukan antara lain dengan  operasi. Ini dilakukan jika kanker diketahui pada stadium dini. Dengan  membuang tumor, peluang untuk sembuh cukup besar.
 Jenis operasi  tergantung lokasi tumbuhnya tumor. Operasi membuang tumor di bagian  kepala pankreas disebut prosedur Whipple. Ini merupakan jenis operasi  paling umum. Jika diperlukan, dokter juga akan membuang jaringan organ  terdekat, seperti sebagian usus dua belas jari, kandung kemih, saluran  empedu, sebagian lambung, limpa, serta kelenjar getah bening terdekat.
  Apabila stadium sudah lanjut, biasanya dilakukan kemoterapi atau  radioterapi (penyinaran). Hal ini dapat mengurangi kesakitan dan  meningkatkan kualitas hidup penderita. Adapun harapan hidup umumnya enam  bulan sampai satu tahun.
Jumat, 07 Oktober 2011
          
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar