Breaking News
Loading...
Jumat, 22 Juli 2011

[Hati-hati!]Obesitas Picu Kanker Payudara

06.55


Obesitas atau kegemukan berlebih merupakan penyebab utama kanker payudara pada perempuan berusia lanjut. Menyusul pada urutan kedua adalah alkohol dan rokok. Demikian menurut penelitian yang dilakukan Cancer Research di Inggris.

Menurut data penelitian itu, satu dari delapan perempuan di Inggris menderita kanker payudara dalam hidupnya. Mayoritas tumor tersebut bersifat sensitif pada hormon atau dengan kata lain pertumbuhan humor ini mendapat "bahan bakar" oleh hormon. Tumpukan lemak di dalam tubuh akan meningkatkan hormon seks perempuan.

Penelitian menunjukkan, perempuan pascamenopause dengan kadar estrogen dan testosteron yang tinggi berisiko dua hingga tiga kali lebih besar menderita kanker payudara dibanding perempuan dengan level hormon lebih rendah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kadar hormon seks dalam tubuh meningkat, antara lain kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi, dan menopuase.

Dalam laporan terbaru yang dimuat dalam British Journal of Cancer disebutkan, obesitas harus berada dalam urutan pertama pemicu obesitas karena faktor gaya hidup adalah sesuatu yang masih dikontrol.

Tim peneliti dari Universitas Oxford dalam penelitian yang didanai Cancer Research Inggris meneliti data kesehatan 6.300 perempuan pascamenopause untuk mencari faktor-faktor yang bisa menjelaskan mengapa ada kanker payudara yang sensitif pada hormon dan sebagian lagi tidak.

Berat badan perempuan diduga kuat menjadi penyebab peningkatkan hormon seks. Perempuan yang kegemukan berlebih atau obesitas memiliki level hormon estrogen dan progesteron lebih tinggi.

Demikian juga halnya dengan perempuan yang terbiasa mengonsumsi alkohol dan merokok lebih dari 15 batang per hari.

"Kanker payudara memang dipengaruhi oleh riwayat keluarga dan bertambahnya usia, tetapi ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya. Menjaga berat badan tetap sehat dan mengurangi konsumsi alkohol adalah kunci untuk menghindari kanker payudara," kata Dr Julie Sharp dari Cancer Research.
Share:





0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer