Bila Anda tiba-tiba merasakan wajah seperti terkena sengatan listrik  atau ditusuk-tusuk atau gigi terasa linu sesaat dan berulang-ulang,  jangan buru-buru datang ke dokter gigi apalagi minta dicabut. Sebab,  mungkin Anda tengah mengalami penyakit langka, yaitu trigeminal  neuralgia. Penyakit ini adalah gangguan pada saraf wajah atau saraf  kepala yang kelima.
Trigeminal neuralgia atau nyeri saraf adalah  nyeri yang terjadi di daerah nervus (saraf) trigeminus. Disebut  trigeminus karena memiliki tiga cabang, yaitu ophthalmic branch (melayani daerah mata dan dahi), maxillary branch (melayani daerah pipi, rahang atas dan gigi atas), dan mandibular branch (melayani daerah rahang bawah dan gigi bawah). Ketiga cabang ini  mengumpul di satu kumpulan sel saraf yang disebut ganglion trigeminus  yang seterusnya akan berlanjut ke dalam batang otak.
Karena  memiliki tiga cabang, rasa nyeri ini bisa menjalar ke daerah yang  dipersarafinya. Ada yang merasakan nyeri di dahi, mata, gigi, kulit  wajah, pipi ataupun lidah. Rasa nyeri setiap orang yang terkena penyakit  ini berbeda-beda letaknya.
Spesialis saraf dari Rumah Sakit  Siloam, Kebon Jeruk, dr Antonius Adinatha, mengatakan, rasa nyeri  ditimbulkan karena adanya persentuhan saraf tersebut dengan pembuluh  darah. Persentuhan pembuluh darah disebabkan letak pembuluh darah yang  berdekatan dengan saraf tersebut.
"Persenggolan menyebabkan  iritasi pada saraf yang mencetuskan timbulnya cetusan-cetusan listrik  yang dirasakan sebagai nyeri kesetrum atau ditusuk-tusuk, seolah-olah  berasal dari kulit wajah atau dari gigi,"  kata  dr Antonius.
Tak  hanya disebabkan oleh persentuhan pembuluh darah, 10-15 persen  trigeminal neuralgia disebabkan pula saraf karena tertekan oleh penyakit  lain, seperti tumor atau massa lain, dan kerusakan saraf karena multiple sclerosis (peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang karena autoimun).
"Penyakit  ini tidak ada hubungannya dengan sakit gigi. Pasien hanya seolah-olah  merasakan penyakit seperti ini sakit gigi," katanya.
Penyakit ini  tidak banyak ditemukan. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 107,5 pada  pria dan 200,2 pada wanita per 1 juta populasi. Penyakit ini lebih  sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan sisi kiri dengan rasio  3:2. Kurang lebih 10 persen kasus ini terjadi sebelum usia empat  puluhan.
Jenis penyakit ini tergolong susah penyembuhannya. Dokter  Antonius mengatakan, pengobatan yang dilakukan saat ini adalah dengan  obat, penyuntikan, dan penyinaran dengan alat modern dan operasi. Obat  yang diberikan hanya berfungsi untuk memblok rasa nyeri tanpa mematikan  saraf sehingga obat ini harus dikonsumsi seumur hidup bila penderita  tak  ingin merasakan nyeri.
Sementara itu, untuk penyuntikan dan  penyinaran berfungsi untuk mematikan saraf. Ketika saraf dimatikan, rasa  sakit memang hilang. Tindakan ini tidak mengganggu saraf lain, tetapi  penderita akan bisa merasakan mati rasa pada daerah yang mati sarafnya.  Untuk penyuntikan harus dilakukan tepat di bagian saraf yang sakit,  kalau tidak rasa nyeri pun akan tetap ada.
Dokter Antonius  menambahkan, karena penyakit ini intensitasnya berat, "tidak heran bila  penderitanya sering kali ingin bunuh diri". 
Jumat, 11 November 2011
          
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar